4 Oktober 2013
Suasana: Di rumah Solo, bersantai sambil dengerin lagu Tebe Malik Ku'u Kebit
Well, mungkin bagi mahasiswa/i yang belum pernah KKN, akan bertanya-tanya. Sebenarnya KKN itu ngapain aja sih? Apa cuma dijadikan kesempatan aja buat main-main aja ke tempat yang jauh?
Well, kalau anggapan KKN cuma ajang buat main-main aja itu sebenarnya salah. Yah, nggak salah-salah banget lah, tapi karena sebenarnya KKN itu diwajibkan oleh UGM supaya kita bisa mengaplikasikan ilmu yang sudah kita dapat selama sekitar 3 sd 4 tahun kuliah dalam bentuk program-program yang berasaskan pembelajaran pemberdayaan masyarakat.
Weleh, opo meneh iku pembelajaran pemberdayaan masyarakat?
Yoh gampange, dalam setiap program yang kita lakukan, kita harus melibatkan masyarakat di sekitar desa KKN kita. Penglibatan itu bertujuan supaya masyarakat tahu, gimana sih caranya bikin ini? gimana si caranya bikin itu, i.e. cara membuat biogas, jerami amoniasi, menanam paprika dll. Jadi diharapkan setelah mahasiswa/i itu pulang dari daerah KKN masing-masing, masyarakat bisa melanjutkan program-program itu secara mandiri demi kemajuan desa mereka.
Weleh, jadi menggurui donk??
Well, sebenarnya tidak mutlak demikian, karena sebenarnya dalam setiap penglibatan masyarakat, kita senantiasa melakukan dialog yang menyesuaikan dengan kebiaasaan, adat maupun budaya daerah setempat. Jadi saling diskusi gitu, enaknya gimana.
Nah dibawah ini aku ingin berbagi sedikit mengenai program-program yang aku (dan satu temanku) lakukan selama KKN PPM Atambua 2013 kemarin, karena kami masuk dalam kluster Sainstek maka program banyak berwujud pembangunan fisik. Ini sebenarnya adalah catatanku: Laporan Pelaksanaan Kegiatan (LPK) KKN PPM UGM Atambua 2013.
Trus kerjaannya cuma ngerjain program aja setiap hari??
Tentu aja enggak, program itu dikerjakan aja dengan santai tapi harus penuh tanggung jawab. Hanya satu hal yang perlu diingat, selain fokus pada program, kita juga harus mempunyai hubungan sosialisasi yang baik dengan masyarakat sekitar. Maksudnya gimana? maksudnya, jangan sampai kita itu enggan bergaul dan individualis, karena masyarakat desa itu biasanya akan sangat senang dan terhormat bila desa mereka dijadikan lokasi KKN apalagi oleh UGM. Maka dari itu menjalin persahabatan dengan masyarakat lokal sangat penting.
Ada banyak lho keuntungannya, jika kita dekat dengan masyarakat, maka akan lebih memudahkan untuk menggerakkan mereka dalam konsep pembelajaran pemberdayaan, kita akan diajak ikut serta dalam kegiatan-kegiatan mereka (i.e. ada pesta nikahan, pelesir-pelesir gratis, panen raya, dll), kita akan diberi kasih sayang dan penghargaan, dll. Semua itu benar-benar nyata karena aku mengalaminya sendiri.
Oke langsung aja, ini dia program-program kluster sains-teknologi:
1. Pembangunan Gapura Selamat Datang Desa Rinbesi Hat
Suasana: Di rumah Solo, bersantai sambil dengerin lagu Tebe Malik Ku'u Kebit
Well, mungkin bagi mahasiswa/i yang belum pernah KKN, akan bertanya-tanya. Sebenarnya KKN itu ngapain aja sih? Apa cuma dijadikan kesempatan aja buat main-main aja ke tempat yang jauh?
Well, kalau anggapan KKN cuma ajang buat main-main aja itu sebenarnya salah. Yah, nggak salah-salah banget lah, tapi karena sebenarnya KKN itu diwajibkan oleh UGM supaya kita bisa mengaplikasikan ilmu yang sudah kita dapat selama sekitar 3 sd 4 tahun kuliah dalam bentuk program-program yang berasaskan pembelajaran pemberdayaan masyarakat.
Weleh, opo meneh iku pembelajaran pemberdayaan masyarakat?
Yoh gampange, dalam setiap program yang kita lakukan, kita harus melibatkan masyarakat di sekitar desa KKN kita. Penglibatan itu bertujuan supaya masyarakat tahu, gimana sih caranya bikin ini? gimana si caranya bikin itu, i.e. cara membuat biogas, jerami amoniasi, menanam paprika dll. Jadi diharapkan setelah mahasiswa/i itu pulang dari daerah KKN masing-masing, masyarakat bisa melanjutkan program-program itu secara mandiri demi kemajuan desa mereka.
Weleh, jadi menggurui donk??
Well, sebenarnya tidak mutlak demikian, karena sebenarnya dalam setiap penglibatan masyarakat, kita senantiasa melakukan dialog yang menyesuaikan dengan kebiaasaan, adat maupun budaya daerah setempat. Jadi saling diskusi gitu, enaknya gimana.
Nah dibawah ini aku ingin berbagi sedikit mengenai program-program yang aku (dan satu temanku) lakukan selama KKN PPM Atambua 2013 kemarin, karena kami masuk dalam kluster Sainstek maka program banyak berwujud pembangunan fisik. Ini sebenarnya adalah catatanku: Laporan Pelaksanaan Kegiatan (LPK) KKN PPM UGM Atambua 2013.
Trus kerjaannya cuma ngerjain program aja setiap hari??
Tentu aja enggak, program itu dikerjakan aja dengan santai tapi harus penuh tanggung jawab. Hanya satu hal yang perlu diingat, selain fokus pada program, kita juga harus mempunyai hubungan sosialisasi yang baik dengan masyarakat sekitar. Maksudnya gimana? maksudnya, jangan sampai kita itu enggan bergaul dan individualis, karena masyarakat desa itu biasanya akan sangat senang dan terhormat bila desa mereka dijadikan lokasi KKN apalagi oleh UGM. Maka dari itu menjalin persahabatan dengan masyarakat lokal sangat penting.
Ada banyak lho keuntungannya, jika kita dekat dengan masyarakat, maka akan lebih memudahkan untuk menggerakkan mereka dalam konsep pembelajaran pemberdayaan, kita akan diajak ikut serta dalam kegiatan-kegiatan mereka (i.e. ada pesta nikahan, pelesir-pelesir gratis, panen raya, dll), kita akan diberi kasih sayang dan penghargaan, dll. Semua itu benar-benar nyata karena aku mengalaminya sendiri.
Oke langsung aja, ini dia program-program kluster sains-teknologi:
1. Pembangunan Gapura Selamat Datang Desa Rinbesi Hat
Pembangunan gapura berfungsi sebagai batas desa berupa bangunan yang permanen, dimana proses pembangunan dilaksanakan pada batas desa bagian selatan tepatnya di Dusun Seo B. Pembangunan dilakukan selama 20 hari dengan total biaya sebesar Rp 5.420.000. Pembangunan ini dilaksanakan melalui beberapa tahap seperti:
a. Proses identifikasi permasalahan yang ada di Desa Rinbesi Hat
Pada tahap ini kami mengidentifikasi masalah berupa belum terdapatnya batas desa berupa bangunan fisik yang permanen.
b. Sosialisasi umum program KKN di Rinbesi Hat
Pada tahap ini, dengan usulan dari Bapak Desa yang kemudian disepakati bersama, kami memutuskan membuat program pembangunan gapura sebagai batas desa.
c. Survei lokasi pembangunan gapura
Pada tahap ini, dilakukan survei lokasi pembangunan gapura.
d. Pembelian bahan dan material
Setelah didapatkan lokasi pembangunan gapura, mulai dilakukan pembelian bahan dan material. Pembelian bahan dan material terlaksana karena adanya bantuan dari masyarakat berupa tenaga dan pikiran serta bantuan instansi pemerintah (BRI) berupa dana. Pada tahap awal ini dibeli bahan dan material berupa:
- Semen 10 sak
- Pasir 1 rit
- Bata 300 buah
- Beton 3 mm 2 stap
- Beton 8 mm 4 stap
- Lem weber 1 buah
- Plamir 1 buah
- Oker 1 buah
- Pilog Cat 3 buah
e. Tahap pembangunan
Pembangunan dimulai tanggal 22 Juli 2013 dan dilaksanakan secara rutin (kurang lebih 1-3 hari seminggu) sampai 29 Agustus 2013. Selama tahap pembangunan, dilakukan penambahan material berupa semen 3 sak, beton 8mm 1 stap dan beton 3 mm 1 stap.
Pembangunan gapura dilaksanakan dengan peran serta masyarakat dengan jadwal yang diatur oleh Bapak Desa Rinbesi Hat. Pada setiap pembangunan biasa terdapat 2 tukang dan 6 buruh, sementara itu mahasiswa (kluster sainstek) juga berada di lokasi untuk turut membantu serta mengawasi jalannya pembangunan.
Kelebihan:
- Pembangunan terselesaikan tepat waktu
Kekurangan:
- Masyarakat masih kurang aktif jika tanpa arahan Bapak Desa
Saran/rekomendasi: Dilakukan perawatan secara berkala pada gapura yang sudah selesai dibangun, serta dibangun lagi sepasang gapura pada batas desa yang di bagian utara.
2. Pembinaan dan Pembuatan Lapangan Voli di Lapangan Kantor Desa Rinbesi Hat
Berdasarkan tahap identifikasi masalah yang dilakukan tanggal 9 Juli 2013 pada Desa Rinbesi Hat secara keseluruhan, didapatkan 2 masalah utama terkait lapangan voli yaitu belum tersedianya lapangan voli untuk masyarakat Desa Rinbesi Hat berlatih menghadapi lomba 17 Agustus di kecamatan serta masyarakat belum memahami cara pembuatan lapangan voli dengan ukuran standar internasional.
Selama survei masalah, didapatkan kesimpulan juga bahwa masyarakat Desa Rinbesi Hat banyak yang mempunyai hobi bermain voli tapi masih dengan lapangan yang seadanya. Oleh karena itu dengan persetujuan Bapak Desa, dilaksanakan program pembinaan dan pembangunan lapangan bola voli, adapun tahapannya meliputi:
a. Survei lokasi lapangan bola voli
Atas rekomendasi Bapak Desa, maka pembangunan lapangan voli dilakukan di lapangan kantor desa.
b. Pembuatan garis dan batas lapangan
Setelah didapatkan lokasi yang tepat, maka mulai dilakukan pengukuran lapangan dengan ukuran standar internasional. Setelah itu dilakukan pencangkulan batas lapangan. Pencangkulan garis dan batas lapangan ini dilaksanakan selama 3 hari.
c. Pemberian bambu pada batas lapangan
Setelah batas lapangan dicangkul, maka selanjutnya diberi bambu supaya tahan lama dan tidak mudah hilang. Bambu ini kemudian dikunci dengan kayu kecil-kecil supaya tidak mudah bergeser. Proses ini membutuhkan waktu 2 hari.
d. Pengecatan bambu
Supaya bambu terlihat jelas dari rerumputan disekitarnya, maka dicat dengan warna putih.
e. Pemberian tiang net sementara
Karena tiang net dari besi sedang dalam masa pengelasan, maka supaya lapangan voli dapat digunakan secepatnya dilakukan pemasangan tiang net sementara dari bambu.
f. Pemasangan tiang net besi dan pengecoran dengan campuran (semen + pasir)
Setelah tiang net besi selesai di las, maka dilakukan pemasangan dengan ketinggian yang standart serta diperkuat dengan campuran supaya tidak mudah goyah.
Tahap pembinaan dan pengadaan lapangan voli dengan ukuran standart internasional ini melibatkan perangkat desa, mahasiswa KKN serta karang taruna setempat. Pengerjaan dilakukan selama 15 hari tidak secara berturut-turut dengan total biaya mencapai Rp 131.000.
Setelah selesai pembuatan lapangan voli, masyarakat Desa Rinbesi Hat tampak antusias bermain voli setiap sore dengan mengadakan pertandingan-pertandingan kecil untuk persiapan menghadapi kejuaraan diKecamatan. Selain itu lapangan ini juga dipakai bertanding sewaktu mahasiswa KKN dengan karang taruna setempat mengadakan pesta rakyat pasca 17 Agustus.
Kelebihan:
- Partisipasi karang taruna yang aktif dalam proses pembinaan serta pembuatan lapangan voli
- Partisipasi warga sekitar kantor desa yang sangat aktif dalam hal penyediaan alat selama proses pembuatan lapangan voli
- Partisipasi warga Desa Rinbesi Hat yang aktif memanfaatkan lapangan voli yang sudah ada dengan berlatih setiap sore.
Kekurangan:
- Tidak ada
Saran: Diharapkan lapangan voli yang telah dibuat ini dapat dijaga dan dipelihara supaya dapat terus dimanfaatkan untuk bermain voli. Selain itu di Desa Rinbesi Hat terlihat masih banyak lahan kosong yang belum dimanfaatkan oleh warga. Selama lahan tersebut tidak digunakan untuk pertanian, maka bisa dibangun lapangan-lapangan olahraga yang lain supaya bakat-bakat terpendam di Desa Rinbesi Hat bisa tersalurkan.
3. Pembuatan Papan Pengumuman Desa
Berdasarkan tahap identifikasi masalah yang dilakukan tanggal 9 Juli 2013 pada Desa Rinbesi Hat secara keseluruhan, didapatkan satu masalah tentang sumber informasi desa yakni belum adanya papan pengumuman pada kantor desa. Selama ini sumber informasi hanyalah dari mulut ke mulut sehingga seringkali masih banyak warga yang belum mengetahuinya. Maka dari itu dilaksanakan program pembuatan papan pengumuman desa pada KKN ini. Adapun tahapan pembuatan papan pengumuman desa ini meliputi:
a. Survei lokasi peletakan papan
Didapatkan lokasi yang paling pas adalah berada di depan kantor desa supaya bisa terlihat dengan jelas.
b. Pembelian bahan-bahan papan pengumuman
Pembelian bahan ini dilakukan oleh mahasiswa KKN meliputi kayu dan paku, sedangkan palu serta gergaji mendapatkan pinjaman dari warga sekitar.
c. Pembuatan rangka papan pengumuman
Pembuatan rangka ini dilakukan oleh mahasiswa dengan bantuan karang taruna setempat.
d. Pemasangan papan pengumuman pada kantor desa
Setelah selesai dibuat rangka dan dipasang papan, maka papan ini dipasang di kantor desa dan sudah bisa digunakan untuk penyebaran informasi
Diharapkan dengan adanya papan pengumuman ini, sistem penyebaran informasi dapat berkembang secara efisien dan maksimal.
4. Pengadaan Tempat sampah di Kantor Kepala Desa
Berdasarkan tahap identifikasi masalah yang dilakukan tanggal 9 Juli 2013 pada Desa Rinbesi Hat secara keseluruhan, didapatkan permasalahan tentang kebersihan di sekitar kantor kepala desa yakni belum tersedianya tempat/tong sampah sehingga banyak warga masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Sehingga berdasarkan data ini, diputuskan untuk membuat program pengadaan tempat sampah, dengan tahapannya meliputi:
a. Survei lokasi penempatan tong sampah
Setelah dilakukan survei menyeluruh di sekitar kantor desa, diputuskan bahwa tong sampah akan diletakkan di depan kantor desa supaya warga masyarakat mengetahui dengan jelas dan bisa membuang sampah pada tempatnya.
b. Pembelian tong sampah
Karena keterbatasan dana, maka tidak dibangun sebuah bak sampah dengan semen dan bata tetapi langsung membeli sebuah bak sampah.
Program ini berjalan selama 2 hari dengan total dana Rp 18.000,00. Adapun peran mahasiswa KKN disini adalah turut menyadarkan masyarakat tentang pentingnya kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya.
5. Pembenahan dan Perbaikan MCK
Berdasarkan tahap identifikasi masalah yang dilakukan tanggal 9 Juli 2013 pada Desa Rinbesi Hat secara keseluruhan, didapatkan permasalahan tentang fasilitas umum MCK yaitu belum terdapatnya pintu pada beberapa fasilitas MCK umum, belum tersedianya alat pengangkat air (i.e. katrol) pada sumur desa, serta air sumur yang sangat kotor dan keruh pada sumur kantor desa sehingga tidak bisa digunakan. Oleh sebab itu dilaksanakan program pembenahan dan perbaikan MCK dengan uraian kegiatan:
a. Pemompaan sumur di kantor desa
Pemompaan ini berfungsi untuk mengeluarkan air kotor, mengangkat sampah-sampah dan menjernihkan air supaya sumur dapat dimanfaatkan lagi secara maksimal. Pemompaan dilakukan selama dua kali serta diberi kaporit, setelah itu air sudah bisa digunakan kembali dengan maksimal. Pelaksanaan pemompaan dilakukan oleh Bapak Dusun Dinleo dengan pengawasan Bapak Desa serta dibantu oleh beberapa mahasiswa KKN.
b. Pemasangan Katrol Pada Sumur Kantor Desa
Selama identifikasi permasalahan, diputuskan bahwa dengan adanya katrol akan mempermudah pengangkatan air serta kebersihan ember pengangkut akan lebih terjaga karena selalu tergantung. Program ini dilaksanakan dengan tahapan:
- Survei bentuk katrol
Survei dilakukan pada beberapa sumur milik warga desa setempat
- Survei bahan & pembelian bahan
Setelah didapatkan bentuk katrol yang sesuai, diadakan survei tentang harga kayu untuk dudukan katrol. Keesokan harinya dilakukan pembelian bahan, yaitu tiga kayu jati senilai @50.000
- Penggalian lubang untuk katrol dan pengecoran dengan semen
Setelahnya dilakukan penggalian lubang sedalam 50 cm untuk setiap lubang, kemudian kayu dudukan katrol diletakkan untuk selanjutnya di cor supaya kuat.
c. Pemasangan pintu pada fasilitas MCK Umum
Dengan adanya pintu akan membuat masyarakat merasa lebih nyaman dalam menggunakan fasilitas MCK umum, dan diharapkan mereka dapat ikut merasa memiliki serta menjaga fasilitas umum tersebut. Adapun tahapannya meliputi:
- Survei MCK yang bermasalah
Dengan panduan Bapak Desa, didapatkan data beberapa MCK yang rusak dan perlu diperbaiki.
- Pembelian rangka pintu& baut untuk fasilitas MCK umum
Setelah survei, didapatkan permasalahan berupa belum terdapatnya pintu pada beberapa fasilitas MCK sehingga kemungkinan masih banyak warga yang enggan untuk memakainya. Maka dilakukan pembelian 2 rangka pintu @Rp 150.000, pembelian rangka pintu ini ditindaklanjuti dengan pembelian engsel pintu serta baut.
- Pemasangan pintu
Pemasangan pintu dilakukan oleh warga setempat, dan kini fasilitas MCK umum telah dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh warga Rinbesi Hat karena sudah tertutup.
Program ini secara keseluruhan menghabiskan dana Rp 201.000,00.
6. Perencanaan Sumber Daya Air
Berdasarkan tahap identifikasi masalah yang dilakukan tanggal 9 Juli 2013 pada Desa Rinbesi Hat secara keseluruhan, didapatkan permasalahan tentang kebersihan air yaitu masyarakat belum mengetahui jarak minimum antara pembuatan sumur dengan tempat penampungan air, kualitas air sumur yang buruk sehingga perlu dipompa keluar serta diberi kaporit dan abate.
Program ini sebagian besar berupa sosialisasi pada minggu kedua KKN terutama tentang syarat-syarat pembuatan sumur gali yang baik dan benar. Sosialisasi dilakukan pada Dusun Seo A, Seo B serta Maktaen yang dihadiri oleh warga setempat dengan pengawasan Bapak Desa. Sementara untuk kualitas air sumur, program yang dilaksanakan berupa pemberian abotil serta kaporit secara berkala pada sumur kantor desa dan sumur warga.
7. Pembinaan dan Pembuatan Lapangan Futsal
Program ini dilaksanakan karena akan diadakannya pesta rakyat, salah satunya berupa lomba futsal untuk pemuda-pemuda Desa Rinbesi Hat, sehingga pelaksanaannya baru dilakukan pada 2 minggu menjelang KKN berakhir. Adapun tahapan pelaksanaannya adalah:
a. Survei lokasi lapangan
Dengan bantuan karang taruna, ditemukan sebuah lapangan luas dan datar yang bisa dimanfaatkan untuk lapangan futsal serta lokasinya strategis karena tidak terlalu jauh dari kantor desa.
b. Pencarian bambu untuk gawang dan kapur untuk batas lapangan
Dengan bantuan warga lokal, didapatkan cukup bambu untuk pembuatan gawang, sementara kapur didapatkan dari simpanan unit.
c. Pencangkulan batas lapangan
Pencangkulan batas lapangan dilakukan secara bersama antara mahasiswa KKN dengan karang taruna, kegiatan ini dilakukan selama 3 hari.
Program ini secara keseluruhan menghabiskan dana Rp 100.000,00
Kelebihan:
- Partisipasi karang taruna yang aktif dalam proses pembinaan serta pembuatan lapangan futsal
- Partisipasi warga sekitar kantor desa yang sangat aktif dalam hal penyediaan alat selama proses pembuatan
- Partisipasi warga Desa Rinbesi Hat yang aktif memanfaatkan lapangan futsal yang sudah ada dengan berlatih setiap sore.
Kekurangan:
- Gawang sempat dirusak menjelang pertandingan final diakibatkan karena sebab tertentu, diharapkan hal seperti ini tidak akan terulang kembali.
Saran: Diharapkan lapangan futsal yang telah dibuat ini dapat dijaga dan dipelihara supaya dapat terus dimanfaatkan untuk berlatih. Selain itu di Desa Rinbesi Hat terlihat masih banyak lahan kosong yang belum dimanfaatkan oleh warga. Selama lahan tersebut tidak digunakan untuk pertanian, maka bisa dibangun lapangan-lapangan olahraga yang lain supaya bakat-bakat terpendam di Desa Rinbesi Hat bisa tersalurkan.
Nah itu dia program-program yang kluster Sainstek sub-unit Desa Rinbesi hat lakukan pada KKN PPM selama 2 bulan. Tentu tidak setiap hari kami isi dengan mengerjakan program dan program, ada satu hari dimana kami menghadiri panen raya sorgum, satu hari dimana kami berkunjung ke Timor Leste, beberapa hari libur lebaran, dll. Pokoknya KKN itu kalau dibuat santai tetapi tetap bertanggung jawab sama program bakal asyik banget.
Btw, semua program-program itu tidak akan berjalan tanpa bantuan dari masyarakat Desa Rinbesi Hat, sponsor utama, serta teman-teman KKN PPM Atambua 2013.
Obrigado nafatin! (Terima kasih semuanya)
Baca Juga Yang Ini, Seru Loo!!
No comments :
Post a Comment