BATUAN METAMORF
Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari metamorfisme (ubahan) batuan yang ada sebelumnya (baik batuan beku, sedimen, maupun metamorf) karena adanya perubahan suhu dan tekanan yang tinggi melalui fase padat. Saat sebuah batuan mengalami metamorfisme, maka batuan tersebut akan mengalami perubahan tekstur, struktur, maupun komposisi kimia.
Metamorfisme sendiri meliputi kristalisasi, orientasi, dan pembentukan mineral-mineral baru serta terjadi di lingkungan yang sama sekali berbeda dengan lingkungan asal terbentuknya batuan.
Batuan metamorf memiliki beberapa karakteristik antara satu dengan yang lainnya. Karakteristik itu tentunya dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain:
- Komposisi mineral batuan asal
- Tekanan dan temperatur saat proses metamorfisme
- Pengaruh gaya tektonik
- Pengaruh fluida
Tipe-tipe metamorfosa
Bucher dan Frey (1994) mengemukakan bahwa berdasarkan tatanan geologinya, metamorfosa dapat dibedakan menjadi:
A. Metamorfosa regional
1. Metamorfosa orogenik Disebut juga metamorfosa dinamothermal merupakan metamorfosa yang terjadi di daerah yang sangat luas. Dapat dibedakan menjadi metamorfosa orogenik, burial, dan dasar samudra.
2. Metamorfosa burial Merupakan metamorfosa regional temperature rendah yang mempengaruhi sedimen dan batuan vulkanik berlapis pada suatu geosinklin tanpa adanya pengaruh orogenesa dan intrusi magmatic
3. Metamorfosa dasar samudra terjadi akibat perubahan pada kerak samudra di sekitar punggungan tengah samudra (MOR). Batuan metamorf yang dihasilkan umumnya basa sampai ultrabasa.
B. Metamorfosa lokal
1. Metamorfosa kontak terjadi pada batuan yang mengalami pemanasan di sekitar kontak massa batuan beku intrusif maupun ekstrusif.
2. Pirometamorfosa jenis khusus metamorfosa kontak yang menunjukkan efek hasil temperature yang tinggi pada kontak batuan dengan magma pada kondisi vulkanik.
3. Metamorfosa kataklastik terjadi pada daerah yang mengalami deformasi intensif seperti pada patahan.
4. Metamorfosa hidrotermal terjadi akibat adanya perkolasi fluida atau gas panas pada jaringan antar butir atau retakan-retakan batuan.
5. Metamorfosa impact akibat adanya tabrakan hypervelocity sebuah meteorit
6. Metamorfosa retrograde akibat adanya penurunan temperature sehingga kumpulan mineral metamorfosa tingkat tinggi berubah menjadi kumpulan mineral stabil pada suhu rendah.
Mineral-mineral yang ada di batuan metamorf dapat berupa mineral asal dari batuan yang mengalami metamorfisme atau mineral-mineral baru yang terbentuk akibat proses metamorfisme. Bisa kuarsa, feldspar, muskovit, biotit, hornblende, piroksen, olivine, bijih besi, mineral-mineral lempung, kalsit, dolomite, dan mineral-mineral indeks batuan metamorf seperti garnet, andalusit, kyanit, silimanit, staurolit, kordierit, epidot, klorit.
Struktur batuan metamorf
Adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentuk, atau orientasi unit poligranular batuan tersebut. Secara umum ada dua yakni foliasi dan non foliasi.
1. Foliasi, struktur planar pada batuan metamorf sebagai akibat dari pengaruh tekanan diferensial (berbeda) pada saat proses metamorfisme. Dapat dibagi menjadi:
a. Slaty cleavage ditemukan pada batuan metamorf berbutir sangat halus ( mikorkristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang belah planar, sangat rapat, teratur dan sejajar.
b. Phylitic hampir sama dengan slaty cleavage, hanya terlihat rekristalisasi yang lebih kasar dan mulai terlihat pemisahan mineral pipih dengan mineral granular.
c. Schistosic terbentuk oleh adanya susunan pararel mineral-mineral pipih, prismatic atau lentikular.
d. Gneissis terbentuk oleh adanya perselingan lapisan penjajaran mineral yang mempunyai bentuk beda, missal antara mineral granular dengan mineral pipih.
2. Non foliasi, struktur batuan metamorf yang tidak memperlihatkan penjajaran mineral-mineral dalam batuan tersebut.
Tekstur batuan metamorf
1. Tekstur Berdasarkan Ketahanan Terhadap Proses Metamorfosa
a. Relict/Palimpset/Sisa; masih menunjukkan sisa tekstur batuan asalnya. Awalan blastodigunakan untuk penamaan tekstur batuan metamorf ini. Batuan yang mempunyai kondisi seperti ini sering disebut batuanmetabeku atau metasedimen.
b. Kristaloblastik; terbentuk oleh sebab proses metamorfosa itu sendiri. Batuan dengan tekstur ini sudah mengalami rekristalisasi sehingga tekstur asalnya tidak tampak.Penamaannya menggunakan akhiran blastik.
2. Tekstur Berdasarkan Ukuran Butir
a. Fanerit; butiran kristal masih dapat dilihatdengan mata.
b. Afanit; butiran kristal tidak dapat dilihat dengan mata.
3. Tekstur Berdasarkan Bentuk Individu Kristal
a. Euhedral; bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan kristal itu sendiri.
b. Subhedral; bila kristal dibatasi sebagian oleh bidang permukaannya sendiri dan sebagian oleh bidang permukaan kristal di sekitarnya.
c. Anhedral; bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain di sekitarnya.
d. Idioblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk euhedral.
e. Hypidioblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk subhedral
f. Xenoblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk anhedral.
4. Tekstur Berdasarkan Bentuk Mineral
a. Lepidoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk tabular.
b. Nematoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk prismatik.
c. Granoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas mineralnya sutured (tidak teratur) dan umumnya berbentuk anhedral.
d. Granuloblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas mineralnya unsutured (lebih teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral.
LAMPIRAN
Macam-macam batuan metamorf
1. Slate
Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperatur dan suhu yang rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine grained).
Asal : Metamorfisme Shale dan Mudstone
Warna : Abu-abu, hitam, hijau, merah
Ukuran butir : Very fine grained
Struktur : Foliated (Slaty Cleavage)
Komposisi : Quartz, Muscovite, Illite
Derajat metamorfisme : Rendah
Ciri khas : Mudah membelah menjadi lembaran tipis
2. Filit
Merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica dan klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari Slate.
Asal : Metamorfisme Shale
Warna : Merah, kehijauan
Ukuran butir : Halus
Stuktur : Foliated (Slaty-Schistose)
Komposisi : Mika, kuarsa
Derajat metamorfisme : Rendah – Intermediate
Ciri khas : Membelah mengikuti permukaan gelombang
3. Gneiss
Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.
Asal : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit
Warna : Abu-abu
Ukuran butir : Medium – Coarse grained
Struktur : Foliated (Gneissic)
Komposisi : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas : Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis kaya amphibole dan mika.
4. Sekis
Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.
Asal : Metamorfisme siltstone, shale, basalt
Warna : Hitam, hijau, ungu
Ukuran butir : Fine – Medium Coarse
Struktur : Foliated (Schistose)
Komposisi : Mika, grafit, hornblende
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri khas : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal garne
5. Marmer
Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.
Asal : Metamorfisme batu gamping, dolostone
Warna : Bervariasi
Ukuran butir : Medium – Coarse Grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Kalsit atau Dolomit
Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi
Ciri khas : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi dengan HCl.
6. Kuarsit
Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir terhapus oleh proses metamorfosis .
Asal : Metamorfisme sandstone (batupasir)
Warna : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
Ukuran butir : Medium coarse
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Kuarsa
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri khas : Lebih keras dibanding glass
7. Milonit
Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.
Asal : Metamorfisme dinamik
Warna : Abu-abu, kehitaman, coklat, biru
Ukuran butir : Fine grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas : Dapat dibelah-belah
Baca Juga Yang Ini, Seru Loo!!
No comments :
Post a Comment