Saturday 29 August 2015

Kenapa Ibu Kos Selalu Menyebalkan

Kalau dipikir-pikir, kenapa ya ibu kos itu selalu menyebalkan? Mulai dari itungannya setengah mati, banyak peraturan, pakai ini dikit nambah, itu dikit nambah, tapi seakan kita tidak punya pilihan karena ya namanya numpang di rumah orang.

KOS A, JOGJA, ane ngekos pertama di Jogja. Ibu kos yang awal ini baik, nggak terlalu banyak peraturan dan menghargai anak kosnya. Demikian juga kami menghargai ibu kos ini. Tapi ternyata karena ibu kos ini terlalu baik sama kami, kakaknya ibu kos ini nggak terima. Dengan segera dia mengambil alih kepengurusan kos, dan langsung menaikkan biaya kos +100.000, pakai laptop tambah 25.000, TV tambah 50,000, reskuker 40,000. Edan po o? Masak listriknya per item gitu. Itu kami masih bisa menerima, sampai suatu saat tiba-tiba dia masuk kamar kami tanpa ijin (tiba-tiba buka pintu dan mbrudus masuk gitu aja) padahal ane sedang ganti baju. Dan apa tujuannya? Dia mau melakukan sidak, apakah kami membawa barang elektronik ilegal yang tidak diberitahukan ke ibu kos. Jujur ane muarah luar biasa, Apa maksudnya ini?? Aku rasa ibu kos ini sudah tidak tahu aturan dan seenaknya. Esoknya, ibu kos ini SMS ke kami aturan baru lagi, "Temen yang main ke kos dilarang nge-charge laptop, fasilitas listrik hanya untuk anak kos". Kurasa dia memang benar-benar sudah GILA pelit dan hitungannya.

Tiga hari kemudian, saya langsung memutuskan akan pindah kos. Saya tidak bisa menerima semua ini. Dan apa yang dikatakannya? Saya boleh pindah, asalkan membayar setengah harga kos. Hal itu dikarenakan, saya tidak mengabari minimal sebulan sebelumnya jika mau pindah. Si Ibu ini merasa rugi karena dia tidak bisa mengiklankan kosnya dulu. MasyaAllah, cobaan apa lagi ini. Saya berusaha menego, protes tentang kebijakan anehnya ini. Akhirnya karena malas mengeluarkan uang untuk ibu ini, ane pun memilih ngekos sebulan lagi. Hadeh!

KOS B, JOGJA, aku rasa ini adalah kos terenak sepanjang masa. Di depan kamarnya ada taman dan ayam yang senantiasa berkokok membangunkan kami setiap pagi. Demikian juga ibu kosnya adalah seorang nenek-nenek kaya yang baik dan pengertian. Sebenarnya jika mau ngekos disini, kita diwajibkan membayar per-3 bulan. Tapi di beberapa kesempatan, ane baru bisa bayar 2 bulan, kadang 1 bulan, dan dia tidak pernah protes ataupun apa. Pernah sekali nenek baik ini mengetok pintu kamar ane pagi-pagi, bertanya apakah ane bawa reskuker, karena tagihan listrik melonjak drastis (sambil menunjukkan buktinya). Ane jawab tidak (karena memang tidak bawa), dia percaya dan berlalu begitu saja. Baik, nggak ada masalah. Rasanya seperti di surga, dari Kos A ke Kos B.

KOS C, JAKARTA SELATAN, kosnya enak bersih cuma ibu kosnya suka ngutang, ngomongin anak kos yang lain dan ikut campur masalah orang. Itu yang ane nggak suka, kalau dengan ane saja ngomongin anak kos yang lain, pasti dengan anak kos yang lain juga ngomongin ane. Pernah 2x ngutang ke ane, yang pertama 200rb, yang kedua 50rb. Nggak ane kasi semua soalnya memang lagi nggak punya duit. Trus ane ingat pesan temen ane, "jangan sekali-kali minjemin duit ke temen atau siapapun disini, nggak bakal balik". I'm listening.

KOS D, SURABAYA, Ibu kos keempat ini baik banget, selalu peduli dan menyediakan semua keperluan ane. Sebenarnya ini bukan kos, rumah, tapi ada 1 kamar kosong yang disewakan buat ane. Cuma ane yang salah, karena sewaktu ibu kos dan anaknya masih mudik di kampung halaman, ane memutuskan pindah kos karena takut kos itu seperti berhantu. Ane merasakan perasaan kuat seperti sedang ditunggu sesuatu disitu. Awalnya ane janji balikin kunci hari Sabtu, tapi tiba-tiba hari Sabtu harus pulang kos sehingga ane titipin kuncinya di tetangga sebelah. Waktu ane ngabarin ini ibu kos marah, seharusnya ane nitipin kunci ke saudaranya aja (yang rumahnya 50 meter dari rumah ibu kos), kalau ke tetangganya nanti kalau ada barang hilang, siapa yang tanggung jawab. Begitu katanya. Ane meminta maaf dan dia cuma jawab "ya". Dan sewaktu bertemu lagi secara tidak sengaja, dia hanya tersenyum kecut.

KOS E, SURABAYA, Ibu kos ini awalnya baik, dan karena rumahnya terpisah dari kos, ane senang. Ane senang kalau ibu kos nggak ikut campur masalah anak kos. Cukup bayar udah to? Tapi sikap biasa ane itu berubah menjadi tidak suka karena ibu kos bilang di kos tidak boleh bawa kawan. Sebelumnya ane bilang ke ibu kos bulan depan kawan ane akan ikut ngekos disini juga. Ane rasa bakalan gpp, karena kebanyakan yang kos disitu pasutri (2 orang), bahkan beberapa pasutri dengan anak (3 orang). Tapi ibu kos itu bilang, "kalau kawannya belum ada kerjaan ya nggak boleh, kalau tidur-tiduran aja ya nggak boleh, disini kan banyak barang, ntar kalau ada yang ilang gimana?" YAELAAAHH, emang temen gue maling po piye?? Fuck lah, habis ini pindah.
»»  BACA SELANJUTNYA YA SOBAT...

Kerja sebagai Legal Officer di Bank Swasta Jakarta

Dengan penampilan saya yang sangat apa adanya, sejak SMA pekerjaan pertama yang paling saya hindari itu ya kerja di bank. Ada-ada saja yang bilang kalau kerja di bank itu dandan harus tebel, pakai rok mini, rambut disanggul, pakai sepatu hak tinggi, semuanya membuat saya semakin tidak tertarik saja. Pekerjaan yang paling saya idam-idamkan ya sebagai engineer, entah oil, gas, atau batubara (sesuai jurusan kuliah saya). Saya rasa keren ya bekerja seperti itu, memakai seragam yang penuh oil, uang melimpah, awhh terkadang mimpi saja memang enak.

Seperti ingin memberikan tantangan kepada saya, pada tahun pertama kuliah tiba2 saya ditawari beasiswa oleh bank suatu bank swasta. Beasiswanya menggiurkan sekali, mencakup biaya hidup bulanan yang mencapai Rp 1,000,000 dan biaya kuliah yang totalnya mencapai Rp 28,000,000. Siapa yang sanggup menolak? Apalagi ditambah kondisi keluarga saya yang pas-pasan, dan juga saya merasa bisa memenuhi semua impian dan ambisi saya dengan semua uang itu.

Tanggung jawabnya? Tentu saja ada. Saya harus bekerja di bank setidaknya selama 4 tahun. Saya waktu itu tidak terlalu peduli dengan syarat itu, karena saya pikir, "yah masih lama juga, yang penting sekarang dapat beasiswanya dulu."

Tak terasa waktu berjalan dengan cepat sampai saya akhirnya lulus dan harus mempertanggungjawabkan beasiswa saya. Teman-teman selalu menggoda saya, jika nanti di bank saya harus dandan tebel dan pakai rok mini. Saya tidak masalah dengan itu semua, hanya kurang terbiasa. Apalagi bagi mahasiswi teknik geologi, yang notabene saya lebih banyak di lapangan untuk lihat batu. Beberapa hari sebelum berangkat ke Jakarta untuk magang di bank ini saya sempat stress. Saya stress memikirkan bagaimana nanti bisa bertahan hidup di Jakarta. Apalagi Bapa tidak punya uang untuk memberi saya modal hidup sebulan pertama di Jakarta. Akhirnya saya terpaksa menggunakan semua hasil jualan barang bekas online saya yang 'hanya' 1,6 juta untuk kos dan bertahan hidup 1 bulan di Jakarta. Bapa juga menambah-nambah sedikit di tengah bulan.

Hari-hari awal saya lalui dengan kikuk di bank. Saya takut penampilan saya akan menjadi yang paling 'ndeso', 'amburadul' dan 'paling tidak modis' di tengah2 orang kantoran Jakarta. Tapi ternyata semuanya biasa aja dan saya ditempatkan di divisi legal, divisi yang menangani dokumen2 secara legal/menurut undang-undang. Suatu divisi yang sangat menyimpang dari jurusan kuliah saya. Tapi saya berusaha sabar dan menjalani semua dengan hati ikhlas. Tidak ada yang memandang aneh saya, semuanya friendly. Gaji saya sebesar 3,3 juta.

Ternyata bekerja di bagian 'back office' suatu bank tidak mengharuskan kita memakai 'make up' tebal dan 'rok mini' yang selalu digodakan teman saya ke saya. Saya selalu menggunakan pakaian formal sederhana, seperti kuliah dengan tambahan blazer. Sepatu menggunakan vantovel yang saya beli di Blok M seharga 55rb. Saya pernah mendapatkan beberapa kali komentar terkait penampilan, tapi itu tidak terlalu mengganggu. Saya memperbaikinya, dan melupakannya.

Pekerjaan saya lebih banyak berkisar pada melakukan pengecekan perjanjian apakah sudah sesuai dengan undang-undang atau belum, mengurus pemberian surat kuasa, menelpon sana sini, menelpon notaris, membantu pelaksanaan RUPS, membuat list akta. 

Teman kerja kebanyakan baik dan ramah, terutama cowok yang tidak selalu memandang penampilan untuk berkawan. Saya banyak ngobrol dan bertukar pendapat dengan cowok-cowok. Ada satu ibu yang sepertinya kurang suka dengan saya karena sering uring-uringan sama saya, walaupun saya sudah melaksanakan perintahnya dengan baik dan sungguh-sungguh. Yah, saya anggap itu semua sebagai ujian saja. Saya memperoleh pengalaman berharga disini.

Satu hal yang membuat saya kurang betah adalah macetnya Kota Jakarta, polusi, dan saya kurang bisa enjoy di kantor. Saya selalu merasa bekerja setiap hari, padahal kata orang, kalau kita menikmati pekerjaan kita akan serasa tidak bekerja. Saya ingin merasakan hal itu. Semua tekanan itulah yang akhirnya mendorong saya untuk melamar sebuah posisi PTT (Pegawai Tidak Tetap) salah satu kantor pemerintah di Surabaya. Saya ingat suatu saat pernah berdoa kepada Tuhan, supaya Tuhan memberikan saya pekerjaan di Surabaya, dan dikabulkan.

Sekarang saya merasa sangat senang di Surabaya, karena kota ini tidak semacet Jakarta. Walau yang saya sesalkan adalah susahnya cari kos disini. Tapi aku bahagia dan semoga ini bisa menjadi titik awal untuk karirku.
»»  BACA SELANJUTNYA YA SOBAT...

Tuesday 25 August 2015

[PART 6] Tinta Hindustan : Taj Mahal


“Aku menangis menyaksikan sejarah dibangunnya Taj Mahal seakan menjadi nyata di depan mataku melalui kesempurnaan ukiran yang penuh cinta....”


Taj Mahal
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Taj Mahal...
Mataku begitu terpesona saat memandang bangunan itu secara langsung untuk pertama kalinya.. Bangunan itu begitu megah menjulang dari bangunan di sekitarnya dengan latar aliran Sungai Yamuna.. Sebuah monumen cinta yang dibuat oleh Shah Jahan kepada istrinya yang tercinta Arjumand Banu Begum (Mumtaz Mahal).. Sebuah simbol cinta abadi, yang tercermin pada keelokan, kesimetrisan dan ukiran-ukiran yang begitu sempurna..


Pagi itu cukup cerah di Kota Agra. Dengan langkah sigap, setelah sarapan yang sangat tidak mengenyangkan –honey toast— aku segera melangkahkan kakiku keluar dari penginapan menuju jalanan Agra yang ruwet. Dengan menanyakan arah kepada beberapa orang, kami pun sampai di tempat pembelian tiket Taj yang berjarak 1 km dari Taj itu sendiri. Harga tiket masuk Taj untuk warga India adalah 20 Rs dan untuk turis asing 750 Rs, jujur aku sangat membenci sistem ‘rasisme untuk harga tiket’ seperti ini. Karena itulah dengan iseng aku mencoba menyamar jadi warga India saat beli tiket. Tapi itu semua gagal total karena mereka mengajak bicara Bahasa Hindi, byarr, jadilah deh 750 Rs keluar dari kantong. Hehehe.


Loket pembelian tiket Taj Mahal (South Gate)
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Jika mau belajar kesabaran, pergilah ke India”. Mungkin itu suatu pepatah baru yang bisa aku sampaikan. Setelah selesai membeli tiket dan menitipkan barang (untuk ke Taj Mahal dilarang membawa barang selain kamera dan benda berharga seperti dompet) , tentulah para guide beraksi. Harga para guide tersebut bervariasi, dari yang dekat tempat pembelian tiket menawarkan 900 Rs sampai yang sudah di dekat gerbang masuk Taj 200 Rs. Kuakui, orang India memang sangat ulet dalam bekerja. Mereka akan terus mengejar, merayu dan merayu turis bahkan sampai terlihat memuakkan. Tapi untunglah aku berhasil menepis semua rayuan itu dan sampai di gerbang masuk Taj Mahal. Saat di tempat pembelian tiket, turis akan diberi sebotol air mineral dan plastik pembungkus kaki. Saat berjalan di lantai marmer Taj Mahal, plastik pembungkus kaki itu harus digunakan.

Saat masuk ke lantai marmer Taj Mahal, plastik pembungkus kaki ini harus digunakan.
Sumber: Dokumentasi Pix San

Seperti yang kita tahu Taj Mahal merupakan salah satu tujuan wisata ngetop di dunia karena sejak 1983 dinobatkan sebagai warisan budaya dunia UNESCO (World Heritage Site), maka pemerintah Kota Agra pun cukup sigap dengan menyediakan Free Shuttle Car dari tempat pembelian tiket sampai 200 m menuju tiket masuk. Perjalanan singkat ini dilalui selama 5 menit dan akhirnya aku sampai di gerbang pemeriksaan tiket yang dijaga oleh tentara. 

Naik Free Shuttle Car dari tempat pembelian tiket ke gerbang Taj Mahal
Sumber: Dokumentasi Pix San

Saat itu aku bersyukur berat nggak jadi ngaku jadi warga India saat beli tiket, wah bisa berabe kalau ketahuan tentara aku bohong soalnya gambar tiketnya beda. Hahaha. Saat itu pemeriksaan ada dua tahap. Tahap pertama semua turis harus melalui pintu bersensor pendeteksi logam dan tahap kedua berupa pemeriksaan fisik oleh tentara. Pemeriksaan fisik ini dilakukan oleh tentara wanita untuk turis wanita dan tentara pria untuk turis pria, dengan cara diraba dari atas sampai bawah. 


Oiya sebelumnya aku mau cerita sedikit tentang sejarah dibangunnya Taj Mahal ini. Jadi pembangunan Taj Mahal itu membutuhkan waktu 22 tahun dari tahun 1631-1653 di bawah perintah Shah Jahan yang diperuntukkan sebagai makam untuk istri tercintanya, Muntaz Mahal (Arjumand Banu Begum). Sebuah waktu yang sangat cepat untuk pembangunan makam semegah ini kan? Hal itu dikarenakan Shah Jahan mempekerjakan hampir 20.000 pekerja dan ribuan pemahat batu dalam masa pembangunannya. Arsitek-arsitek terbaik dari Persia pun didatangkan untuk memberikan desain terbaik yang sesuai dengan keinginan Shah Jahan. Arsitek-arsitek tersebut antara lain Abd ul-Karim Ma'mur Khan, Makramat Khan dan Ustad Ahmad Lahauri, dimana nama terakhir merupakan arsitek kepala.

Akhirnya sampai juga aku di kompleks Taj Mahal. Oiya sebelumnya gerbang masuk Taj Mahal ini ada 3 yaitu pintu timur, pintu barat dan pintu selatan. Pada bagian utara (kiri-berwarna biru) tidak terdapat gerbang masuk karena terdapat Sungai Yamuna. 


Taman indah nan bersih sebelum masuk gerbang selatan Taj Mahal.
Sumber: wikipedia


Gerbang masuk ini mendapat sebutan The Great Gate (Darwaza-i rauza) dan dibangun dengan sangat megah dari perpaduan antara batupasir merah dan marmer putih setinggi sekitar 15 meter. Lengkungan busur pada bagian depan yang dalam Bahasa Persia disebut iwan mirip dengan iwan yang ada pada bagian depan mausoleum. Pada marmer putihnya, dihiasi dengan ukiran-ukiran tumbuhan yang disebut Parchin Kari serta kaligrafi Qur'an. Pada bagian paling atas, terdapat kubah-kubah kecil dari marmer yang melambangkan percampuran budaya Islam, India, Persia dan Turki Ottoman.

The Great Gate (Darwaza-i rauza)
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Parchin Kari pada dinding marmer Darwaza-i rauza
Sumber: wikipedia

Setelah berfoto-foto sejenak, dengan langkah sigap aku segera memasuki pishtaqs (Bahasa Persia untuk gerbang masuk/jalan masuk menuju iwan) dan saat itulah aku melihat Taj Mahal untuk pertama kalinya. 

Terimakasih Tuhan sudah mengizinkanku kesini..
Sumber: Dokumentasi Pix San

Aku tidak percaya, bangunan yang saat aku kecil hanya aku lihat di atlas benar-benar berdiri di depan mataku dengan megahnya. Taj Mahal begitu megah menjulang dan entah kenapa terlihat sangat...hidup, padahal aku tahu jelas itu sebuah makam. Terlihat empat minaret dengan ketinggian lebih dari 40 m yang berdiri tegak mengelilingi mausoleum utama. Menurut referensi dari Wikipedia, minaret ini menunjukkan kegemaran designer tentang kesimetrisan. Minaret ini didesain dengan tujuan tertentu yaitu sebagai elemen tradisional dari masjid yang digunakan oleh muezzin (orang yang dipilih untuk mengumandangkan adzan) untuk memanggil Umat Islam shalat. Menurut situs tajmahal.com, keempat minaret ini menggambarkan tangga untuk menuju langit/surga. Mungkin dimaksudkan sebagai tangga bagi Muntaz Mahal mencapai surga. Penggunaan minaret ini diduga merupakan pengaruh kebudayaan Kesultanan Ottoman yang selalu membangun minaret mengelilingi masjid. Setiap minaret dibagi menjadi 3 bagian dengan panjang yang sama oleh balkon yang membundar mengelilingi menara. Pada bagian atas menara terdapat balkon terakhir yang diatapi oleh chattri (lubang-lubang) yang sama dengan desain pada makam. Chattri tersebut memberikan elemen dekoratif yang sama dengan desain lotus yang diatapi oleh bingkai finial.
Minaret pada Taj Mahal
Sumber: taj-mahal.net

Di tengah-tengah keempat minaret tersebut terdapat mausoleum utama yang merupakan fokus utama dari kompleks Taj Mahal. Mausoleum raksasa ini berdiri di atas struktur dasar (base) yang merupakan kubus multi ruang dengan pojokan miring, membentuk oktagon unequal dengan panjang sekitar 55 m pada keempat sisinya.

Struktur bangunan utama Taj Mahal yang dikelilingi 4 minaret

Setiap sisinya, terdapat pishtaq atau kubah melengkung raksasa yang dibingkai oleh delapan iwan dengan bentuk yang sama. Iwan pada bagian terluar melengkung sehingga setengah menghadap sisi sebaliknya. Motif pada pishtaq ini sama persis dengan motif iwan sehingga membuat desainnya simetris sempurna pada semua sisi bangunan. Bangunan utama tersebut merupakan tempat sarkofagus tiruan Mumtaz Mahal dan Shah Jahan, dimana makam utamanya berada di tingkat lebih bawah.

Pada bagian atas mauseloum ini, terdapat kubah (onion dome) yang merupakan salah satu kenampakan paling spektakuler. Ketinggiannya mencapai 35 meter, berdiri di atas cylindrical drum yang ketinggiannya mencapai 7 meter. Pada bagian atas onion dome, terdapat dekorasi lotus untuk lebih menonjolkan ketinggiannya. Bentukan onion dome ini ditekankan dengan dibuatnya empat onion dome berukuran lebih kecil yang disebut chattris. Chattris terletak pada bagian pojok onion dome utama.

Elemen dekorasi dari bawah ke atas: Onion Dome, Lotus, Finial, Bulan
Sumber: Wikipedia

Dome serta chattris tersebut dipuncaki oleh finial berbingkai emas yang merupakan elemen dekoratif campuran budaya Persia dan Hindustan. Namun pada awal abad 19, finial tersebut diganti oleh bingkai perunggu. Pada bagian paling atas finial terdapat simbol bulan, merupakan motif khas Islami dimana ujungnya mengarah ke surga. Karena peletakan simbol bulan pada puncak menara utama, ujung simbol bulan dan titik finial berkombinasi membentuk trident shape, mengingatkan pada simbol Hindu tradisional Shiva.

Charbagh (taman) di sepanjang jalan masuk Taj Mahal
Sumber: Dokumentasi Pix San



Sebelum masuk ke Mauseloum, kita diharuskan melewati charbagh (taman) sepanjang kurang lebih 100 meter dengan hiasan air mancur yang di sepanjang tepi kolam. Disinilah spot foto favorit para wisatawan karena bisa mendapatkan sudut Taj Mahal dengan frame taman dan air mancur. Saat kami kesana, air mancurnya sedang dalam perbaikan.


Jalan setapak pada taman untuk menuju Taj Mahal ada dua yaitu sebelah kiri  dan kanan. Sebelah kiri taman digunakan untuk jalur masuk turis asing sedangkan jalur kanan taman untuk turis lokal. Aku sempat berpikir, “Untuk apa ya dipisah begini?”. Setelah melalui jalur masuk, sebelum naik ke mauseloum utama harus menaiki tangga kecil. Nah, sebelum masuk tangga kecil inilah plastik pembungkus kaki harus digunakan. Plastik pembungkus kaki ini bertujuan supaya tidak mengotori ataupun merusak lantai marmer Taj Mahal. Untuk turis lokal, mereka tidak diberikan plastik pembungkus kaki, caranya cukup dengan telanjang kaki.

Sebelum naik ke tangga, aku sempat memperhatikan ukiran Parchin Kari yang ada di dinding bawah Taj Mahal. Ukiran tersebut berbentuk seperti daun dengan lengkungan yang sempurna dan ukiran kotak pada bagian atasnya. Interpretasiku dahulu di lekukan ukiran tersebut pastilah terdapat barang berharga seperti batu mulia. Interpretasiku terinspirasi dari novel Taj Mahal yang aku baca,  Shah Jahan mengatakan bahwa makam ini harus dibuat dengan sangat indah dan terlihat hidup, dengan marmer dan batu mulia yang paling berkualitas dimana saat itu biaya bukan menjadi masalah besar untuk Kerajaan Mughal. 
Interpretasiku di dalam lekukan ini pastilah dahulu ada barang berharga seperti batumulia
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Dengan semangat membara, aku melanjutkan perjalananku ke atas untuk masuk ke mauseloum utama. Di bagian depan mauseloum utama ini terdapat sembilan lengkungan, dimana delapan lengkungan berukuran lebih kecil (iwan) dan terletak masing-masing empat buah di samping pishtaqs (lengkungan utama yang berukuran paling besar). Pishtaq merupakan jalur masuk utama ke mauseloum, dimana di sepanjang dinding luarnya terukir kaligrafi Qur'an yang menakjubkan.
Kaligrafi Quran pada bagian samping pishtaqs
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Meskipun pishtaqs  yang merupakan jalur masuk utama ke mauseloum ini mempunyai ukuran paling besar, tetapi sebenarnya pintu masuk ke mauseloum berukuran kecil dan berdinding rendah. Hal memang dimaksudkan seperti itu, supaya setiap orang yang hendak masuk mauseloum bersikap menunduk untuk menghormati makam Shah Jahan dan permaisurinya, Muntaz Mahal. Sebelum masuk ke makam, aku sempat memperhatikan ukiran di samping pintu masuk. Ukiran tersebut berupa berbagai macam bunga beserta daun dan tangkainya yang diukir pada marmer putih dengan begitu sempurna. Di sekeliling ukiran bunga mawar tersebut, terdapat ukiran Parchin Kari.
Ukiran bunga yang dikelilingi Parchin Kari
Sumber: Dokumentasi Pribadi

            Dengan sikap menunduk, masuklah aku secara perlahan ke mauseloum utama bersama para turis lainnya. Didalam mauseloum utama ini dilarang mengambil gambar maupun video. Saat aku masuk, yang aku jumpai pertama adalah suatu bangunan luas yang gelap dan lembab, serta terkesan dingin. Aku terus berjalan sebelum akhirnya menemukan apa yang menjadi inti dari bangunan megah ini yakni makam Shah Jahan dan permaisurinya, Mumtaz Mahal.
Pemandangan di dalam mauseloum..
Sumber: Internet

      Makam itu berupa dua sarkofagus yang berdampingan, sarkofagus Shah Jahan disebelah kiri dan berukuran sedikit lebih besar dan tinggi dari sarkofagus Muntaz Mahal yang berada di sebelah kananya. Sarkofagus tersebut terbuat dari marmer putih dan penuh ukiran Parchin Kari.
Inilah kenampakan sarkofagus Shah Jahan (kanan) dan Mumtaz Mahal (kiri)
Sumber: Dokumentasi Pribadi (dari poster)

 Sarkofagus tersebut dikelilingi oleh ukiran kayu setinggi 1,7 meter. Ukiran tersebut sangat rapi, rapat dan lagi-lagi menakjubkan. Meskipun ingin sekali rasanya mengambil foto mengabadikan ini semua, tak ingin sekalipun jariku meraih kamera untuk menfotonya. Pikiranku dipenuhi oleh...kesedihan dan rasa takjub. Saat itu aku mulai merasakan, ‘Ah, begitu besar cinta Shah Jahan kepada Mumtaz Mahal’ sampai dia melakukan semua ini hanya untuk sebuah makam. Sebuah makam dimana Shah Jahan tidak bisa melihat bentuk akhirnya karena dia dipenjara oleh anaknya yang memberontak, Aungrazeb sampai kematiannya. Cinta yang begitu besar itu terlihat dari kesempurnaan bangunan ini yang hampir tanpa cacat, kesempurnaan ukiran, kemegahan, keanggunan, rasa sayang... Hampir semua orang tahu bahwa Mumtaz Mahal meninggal dunia karena melahirkan anaknya yang ke-13. Tapi tidak semua orang tahu bahwa saat itu Shah Jahan tidak disampingnya saat istrinya meninggal dikarenakan dia masih berada di medan perang membawa panji Kerajaan Mughal. Saat itu aku mulai berpikir bagaimana perasaan Shah Jahan sewaktu dia pulang dan mengetahui istri yang paling dicintainya sudah terbujur kaku. Seberapa besar kesedihan yang harus ditanggungnya? Seberapa air mata yang dikeluarkannya? Seberapa semangat yang tersisa dalam dirinya? Saat itu tanpa sadar aku mulai menitikkan airmata, aku menangis...Aku menangis menyaksikan sejarah dibangunnya Taj Mahal seakan menjadi nyata di depan mataku melalui semua kesempurnaan ini. Aku menangis membayangkan bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang sudah menjadi separuh bagian dari diri kita, sungguh tragis.

Bagaimanapun aku terus melanjutkan perjalanan ini. Sambil mengusap air mataku secara sembunyi-sembunyi, aku mulai melihat beberapa turis yang mengambil foto di dalam mauseloum dimana hal itu jelas-jelas dilarang. Aku kesal. Sungguh aku kesal dengan orang-orang itu yang mungkin tidak mengetahui arti kata peraturan. Tetapi yang kulakukan hanya duduk terdiam sambil sesekali mengawasi beberapa turis disekitarku.
Beberapa saat kemudian aku beranjak keluar dari mauseloum dan menuju ke sisi Taj Mahal yang menghadap Sungai Yamuna. Sungai Yamuna terlihat mengalir dengan sangat tenang, setenang bangunan ini. Sungai bersejarah, yang merupakan saksi bisu dibangunnya Taj Mahal....
Sungai Yamuna, saksi bisu dibangunnya Taj Mahal
Sumber: Dokumentasi Pribadi
»»  BACA SELANJUTNYA YA SOBAT...

[PART 5] Tinta Hindustan : Jainisme

Pemandangan Jaisalmer Fort dari restoran roof top Ganesh Travel yang berdiri diatas Bukit Trikuta setinggi 250 ft.

Setelah safari unta yang sangat menyenangkan di Gurun Pasir Thar, akhirnya kembalilah kami ke kota Jaisalmer dan bersiap untuk menjelajah salah satu wisata utamanya yaitu Jaisalmer Fort. Orang India sana biasa menyebutnya Sonar Quila, ada juga yang menyebutnya Golden Fort karena warnanya yang kuning keemasan ketika terkena sinar bulan. Mungkin bagi kebanyakan turis, setelah safari unta di Gurun Pasir Thar, benteng ini adalah tempat selanjutnya atau sebelumnya yang dikunjungi. Karena begitu memasuki kota ini, pasti Jaisalmer Fort yang pertama kali terlihat karena merupakan bangunan tertinggi dengan ketinggian mencapai 250 ft. Jaisalmer Fort ini sendiri berdiri di puncak Bukit Trikuta.
Bagian depan Jaisalmer Fort.

Dengan muka masih kusut karena malam sebelumnya tidak ada yang bisa tidur di gurun pasir, kami pun memasuki gerbang Jaisalmer Fort, ternyata gerbang masuknya kecil banget. Untuk masuk kesini gratis gan karena di dalamnya itu sebenarnya adalah sebuah kota dengan banyak penduduk yang masih tinggal di dalamnya. 

Salah satu pintu masuk ke Jaisalmer Fort, kecil banget gan pintunya.

Sedikit cerita sejarahnya gan, Jaisalmer Fort ini sendiri dibangun pada abad 12 oleh Raja Jaiswal yang memindahkan ibukota kerajaannya dari Lodurva ke Jaisalmer karena adanya penyerbuan. Dari Raja Jaiswal lah nama Jaisalmer didapatkan. Benteng ini merupakan benteng tertua kedua di Rajasthan setelah Benteng Chittorgarh dan terkenal karena seni dan arsitekturnya yang sangat indahDinding-dindingnya dibangun dari batupasir kuning yang dipenuhi dengan ukiran yang rumit dan indah. 

Jalanan di dalam Jaisalmer Fort yang berlorong-lorong.
sumber: dokumentasi Pix San


Suasana di sekitar Jain Temples.
sumber: dokumentasi Pix San

Zaman dahulunya pada abad pertengahan, benteng yang dahulunya sebuah kota ini memainkan peranan penting gan buat perdagangan sama Persia, Arab, Mesir sama Afrika. Masih ingat nggak gan pelajaran sejarah zaman SMP yang menyebutkan Persia, Gujarat, Konstatinopel buat jalur perdagangan internasional, tu ya ini gan.

Benteng Jaisalmer ini sendiri dibangun dengan 3 lapisan dinding gan. Dinding terluar atau lapisan terbawah dibentuk oleh blok batuan padat yang diperkuat dengan reruntuhan lepas Bukit Trikuta. Dinding bagian tengah dibuat meliuk seperti ular yang mengelilingi benteng. Dinding ketiga atau yang paling dalam sebenarnya terbentuk nggak sengaja gan. Jadi ceritanya pas dahulu zaman perang, Prajurit Rajput itu melemparkan minyak mendidih, air, blok-blok batuan masif gitu ke musuhnya. Inget adegan di film Lord of The Ring pas perang terus nglemparin blok-blok batu besar ke musuhnya itu kan gan? Nah mirip-mirip gitu juga gan. Jadi sisa-sisa sama reruntuhan blok batuan masif itulah yang terjebak diantara tembok kedua sama ketiga. Pertahanan benteng ini meliputi 99 bastion, 92 diantaranya dibangun pada periode 1633-1647. Udah tua banget gan.

Rekonstruksi Jaisalmer Fort yang dibangun dengan 3 lapisan dinding.

Kalau agan-agan pernah melihat film Lord of The Rings, kayak Kerajaan Gondor gitu gan. Aku begitu mengagumi struktur bangunan ini, karena hampir semuanya dibangun menggunakan batupasir ditambah ukirannya yang khas. Trus, bagaimana batupasir ini bisa bertahan dari terpaan erosi gan? Penjelasan geologinya itu tentulah berhubungan dengan iklim gurun di Jaisalmer yang kering sehingga batupasir ini bisa bertahan selama hampir 800 tahun lamanya. Erosi yang terjadi mungkin hanya oleh angin aja, dimana dampaknya tidak sebesar erosi oleh air.

Penjual perak di depan Jaisalmer Fort.


Penjual baju, pashmina dan karpet di dalam Jaisalmer Fort.

Oya sebelum masuk pintu gerbang, suasana Timur Tengahnya begitu kerasa banget gan. Ada beberapa ibu-ibu yang terus merayu kami untuk membeli perhiasan perak, penjual kain permadani dengan berbagai corak, penjual pasmina serta penjual sorban. Awi, ane merasa sedang di Iran aja hehehe. Selain itu juga terdapat restoran maupun warung internet.

Di dalam Jaisalmer Fort sendiri, sebenarnya ada beberapa tempat wisata yang bisa dikunjungi seperti Raj Mahal (Royal Palace), Laxminath Temple, Jain Temple maupun Haveli. Karena keterbatasan waktu, kami berencana hanya akan mengunjungi Jain Temple. Karena Jain Temple sendiri sebenarnya ada 4 lokasi gan, jadi harus cermat dan pintar membagi waktu karena Jain Temple ini tutup pukul 12 siang.



Ukiran di dalam Jain Temples yang menakjubkan.

Jain temples ini menggemakan perasaan tenang dan ketentraman. Kuil-kuil ini terbuka untuk umum dari pagi sampai siang jam 12 dengan tarif masuk 50 Rs (2012). Perpustakaan Gyan Bhandar yang terletak pada salah satu Jain Temples merupakan salah satu spot turis di dalam benteng. Dikatakan bahwa perpustakaan tersebut merupakan ruang penyimpanan teks-teks dan naskah kuno dalam jumlah besar. Tesk serta naskah tersebut megisahkan cerita Jain Temples.

Salah satu bangunan seni terbaik adalah Kuil Parswanath. Dinding-dinding kuilnya tersusun atas ukiran-ukiran hewan dan manusia yang indah sekali. Kubah dari kuil ini dihiasi oleh Amalak dan pot bunga indah dengan bunga teratai. Karena adanya pemberontakan antisosial kuil ini sempat hancur menjadi puing-puing, tetapi Seth Tharu Shah membangun kembali kuil ini pada 1615. Patung berhala Parshvanath terletak pada bagian dalam dari kuil. Patung ini terbuat dari batu hitam yang mempunyai beberapa kepala dalam bentuk ular.

Dari tadi kok menyebut ‘Jain, Jain’, emang apa artinya sih? Ane akan jelaskan gan. Jain itu kepanjangannya Jainisme dan merupakan sebuah agama dharma yang dibangun oleh Nataputta Vardharmana pada masa hidupnya (559-527 SM). Kisah hidup Nataputta Vardharmana sendiri mirip dengan Buddha. Dia lahir sebagai seorang pangeran yang meninggalkan istana dan rumah tangganya untuk kemudian menjadi pertapa muda pada usia 30 tahun. Ia bertapa selama 12 tahun, melakukan berbagai asketisme yang ekstrim sebelum mencapai pencerahan sempurna.

Karena itulah Nataputta Vardharmana  mendapat panggilan Mahavira yang berarti pahlawan besar. Tujuan dibangunnya agama ini adalah untuk menaklukan kodrat-kodrat syahwati di dalam tata hidup manusiawi. Sekilas dilihat dari Jain Temples, Jainisme ini memang mirip dengan Buddhisme gan, tetapi sebenarnya tidak sama. Dalam kisah sejarah yang ada, dikisahkan Buddha Gautama dan Mahavira itu hidup sezaman gan. Menurut Kanon Pali, Buddha mengetahui keberadaan Mahavira (Nigantha Nataputta) dan murid-muridnya.  

Penyebaran Jainisme saat ini yang hanya terpusat di India barat.
sumber: http://people.uwec.edu/

Tujuan dari praktik spiritual Agama Jaina adalah pembebasan dari roda samsara, yg disebut nirvana atau moksha. Ini dapat dicapai dengan Ratnatraya (Tiga Permata):
- keyakinan benar (samyak-darshana),
- pengetahuan benar (samyak-jnana),
- perilaku benar (samyak-charitra).

Perilaku benar terwujud dalam lima sumpah utama:
1. Tanpa kekerasan (Ahimsa) - tidak melukai makhluk hidup apa pun;
2. Kebenaran (Satya) - berbicara dengan benar;
3. Tidak mencuri (Asteya) - tidak mengambil apa pun yg tidak diberikan;
4. Selibat (Brahmacharya) - tidak mengumbar kenikmatan;
5. Tidak memiliki/tidak melekat (Aparigraha) - melepaskan diri dari orang, tempat dan benda2 material.

Vegetarianisme dipraktikkan secara ketat oleh para rahib maupun awam Jaina, tetapi tidak ketat di kalangan bhikkhu dan awam Theravada. (Vegetarianisme dipraktikkan secara ketat di kalangan bhiksu2 Mahayana.) Mahavira tidak mengajarkan pemujaan Tuhan Pencipta atau dewa-dewi.

Perbandingan ajaran Buddhisme dan ajaran Jainisme:

Buddhis: Pancasila
Jaina: Lima sumpah utama [lihat di atas]

Buddhis: Triratna (Buddha, Dharma, Sangha)
Jaina: Ratnatraya [lihat di atas]

Meditasi Buddhis: samatha & vipassana
Meditasi Jaina: Samayika

Buddhis: 16 tahap pencerahan (vipassana-nyana)
Jaina: 14 tahap latihan (gunasthana)

Buddhis: Arahat, Nirvana, Buddha
Jaina: Arahat, Nirvana, Keval/Siddha

sumber: catatan FB Hudoyo Hupudio

Agama Jaina ini muncul lebih dahulu ada daripada Agama Budha gan, namun meskipun begitu pengikut Agama Budha lebih banyak. Pengikut Agama Jaina ada lebih dari 8 juta jiwa dan hanya tersebar di India. Bisa dikatakan, Agama Jaina dengan Agama Budha itu kayak saingan gitu gan. Secara sosial, biasanya para penganut Jainisme termasuk golongan menengah ke atas. Agama Jaina itu mewariskan bangunan-bangunan kuil yang amat terkenal keindahan arsitekturnya di India dan senantiasa dikunjungi wisatawan. Kitab suci agama Jaina sendiri adalah Siddhanta. Kitab ini terdiri atas beberapa himpunan. Himpunan pertama terdiri atas dua belas buah Angas atau bab, namun Angas keduabelas telah lenyap, tidak dijumpai sampai sekarang.
Simbol Jainisme dengan keterangannya.
sumber: http://images2.wikia.nocookie.net/

Prinsip hidup ajaran Jainisme
sumber: http://image.slidesharecdn.com/

Bagaimanapun, salah satu aliran kepercayaan baru yang ane temui di India ini telah membuka mata ane gan bahwa dunia ini sungguh beragam, dan hal itu membuat ane lebih mencintai traveling. Rasa ingin tahu ane terjawab oleh sebuah tawaran dari brahmana muda untuk memberikan penjelasan gratis tentang temple. Awalnya ane nggak mood gan, karena ane takut kena scam dimana akhir-akhirnya disuruh bayar. Tapi karena teman ane sudah mengiyakan, ane pun menyetujui. Penjelasan brahmana muda ini membuat ane sedikit mengerti tentang arti ukiran-ukiran yang ada di dalam temple gan sampai ane merasa bersalah karena sudah mikir negatif. Dia juga beberapa kali menfotokan kami bertiga sampai tiba-tiba di penghujung jalan dia minta uang rupiah.

“Ha, buat apa?” tanya ane dengan mood negatif yang kembali naik.

“For collection. See, I have a lot of money from another country. I Like to collect money from another country.”

Ane yang tiba-tiba bete langsung aja ngasi dia 2000 dan 5000 rupiah, tapi dia merasa itu nominal yang kecil dan meminta lagi.

“I see 50.000, 100.000, can I have that?”

Aje gile, ternyata dia sempat nglirik dompet ane gan. Ane mulai tambah sebel aja. Temen ane malah maksa ane ngasi uang 50.000 itu aja. ‘La kok enakmen??’ batinku. Ane pun segera melayangkan sejuta alasan ke brahmana muda itu bahwa ane akan membutuhkan uang itu saat sudah kembali ke Indonesia. Tapi dia tetap memaksa dan memaksa tapi ane tetap bilang NO gan. Karena sebel, akhirnya ane ngasi dia 10.000 lagi. Sumpah sebel banget gan L. Ini kolektor atau lintah darat sih??

Akhirnya masih dengan perasaan sebal, kami pun keluar dari Jain Temple ini dan kembali menjelajah Jaisalmer Fort yang berlorong-lorong. Tujuan kami selanjutnya adalah menemukan toko oleh-oleh dengan harga terjangkau gan. Di sepanjang jalan kami terus diganggu oleh penjual-penjual pakaian yang terus merayu dan mengejar kami untuk mampir ke toko mereka. Katanya nggak beli gpp, disuruh mampir aja. Otak ane benar-benar panas gan menghadapi itu semua. Penjual di Indonesia benar-benar nggak ada apa-apanya dibanding India karena disini benar-benar ngejar banget gan. Akhirnya kami menemukan toko oleh-oleh dan ane membeli patung ukiran gajah serta unta seharga @350 Rs.
Toko oleh-oleh di dalam Jaisalmer Fort, recommended gan!
sumber: dokumentasi Pix San

Setelah puas membeli oleh-oleh dan mengelilingi Benteng Jaisalmer, akhirnya kami pun melangkahkan kaki menuju Danau Gadhisar. Danau Gadhisar ini merupakan salah satu sumber air utama untuk masyarakat Jaisalmer gan. Menurut cerita dari beberapa warga, danau ini nggak pernah kering meskipun musim panas sekalipun. Di danau ini banyak banget lele jumbonya gan wkwkwk. Kayaknya emang selain dimanfaatkan untuk sumber air, juga untuk ternak lele gan. Saat itu beberapa wisatawan terlihat memberi makan lele. Sebenarnya bisa juga gan, naik perahu kecil untuk keliling danau dengan tarif 50 Rs/orang, tapi saat itu lagi nggak ada yang jaga sehingga ane cuma duduk-duduk di pinggir danau aja.
Jalan menuju Danau Gadhisar
sumber: dokumentasi Pix San

Danau Gadhisar yang konon katanya tidak pernah kering.
sumber: dokumentasi Pix San

Di  Danau Gadhisar banyak lele jumbonya gan, beberapa pengunjung memberi makan potongan roti.
sumber: dokumentasi Pix San

Selesai menikmati Danau Gadhisar, akhirnya inilah akhir petualangan kami menjelajah Jaisalmer. Kami pun segera naik auto rickshaw untuk kembali ke Ganesh Travel&Guesthouse. Karena hari sebelumnya kami menggunakan jasa unta safari mereka, kami pun diijinkan untuk mandi gratis gan. Sembari menunggu antrian mandi, kami pun langsung ke restoran roof top yang ada di lantai atas untuk memesan makan siang dan menikmati pemandangan Kota Jaisalmer untuk terakhir kali. Ganesh Travel&Guesthouse ini dimiliki oleh seorang Nepal yang pintar banget masak gan, masakannya super lezat dimana rempah-rempah ala India-nya diberikan dalam porsi yang pas sehingga tidak terlalu terasa. Saat itu ane pesan nasi goreng 1,5 porsi, masih tambah spageti, alhasil kekenyangan hahaha dasar kamaruk.
Ini dia makan ane sebelum melanjutkan perjalanan ke Delhi hahahaha.
sumber: dokumentasi Pix San

Menurut ane, Kota Jaisalmer ini salah satu pengalaman travelling yang paling tak terlupakan buat ane gan. Pukul 3 sore, akhirnya kami sudah berada di rickshaw yang mengantarkan kami kembali ke Stasiun Jaisalmer, bersiap untuk menjelajah kota selanjutnya, AGRA!
»»  BACA SELANJUTNYA YA SOBAT...